Senin, 22 Februari 2016

Sate Petir Pak Nano yang membakar lidah


Assalamu'alaikum sahabats...

Sejak lama udah sering liputan makanan Sate Petir Pak Nano yang ada di Bantul dekat banget sama rumah, tapi baru kali ini kami baru sempat mampir, udah pernah beberapa kali kami kesana selalu sudah tutup dan pernah di sambut dengan ucapan kalau sudah habis.
Sebagai pecinta makanan pedas tak pantang kami untuk terus mencoba menyempatkan waktu untuk mampir kesini, kebetulan waktu itu hari jumat saya tidak memasak dan belum makan siang juga akhirnya menjelang ashar kami berangkat, sempet khawatir juga kalau sudah kehabisan, tapi alhamdulillah kami masih kebagian untuk mencicipi kepedasan sate dan tongseng pak Nano ini.
Kami datang kursi hampir terisi full, kami duduk di kursi yang baru saja di tinggalkan oleh pengunjung lain, kami memesan 1 porsi sate dan 1 porsi tongseng pedas. Sambil memasak dan mengipasi sate ada orang lain yang sedang mengiris2 cabe banyak sekali, kami melihatnya aja sudah menelan ludah dan air liur kami makin banyak, hehhee... Di dinding warungnya ada beberapa terpasang foto artikel di koran dan majalah, ada juga foto pak Nanao dengan pakar kuliner pak Bondan Maknyus. Tidak beberapa lama pesanan kami datang, melihatnya kami sudah meringis karena cabe yang ada di piring kami banyak dan sangat menyengat bau pedasnya. Tanpa ragu kami langsung menyantap sate dan tongsengnya, suapan pertama sangat terasa pedasnya tapi tak membuat kami gentar untuk menghabiskannya, semakin lama semakin kami ingin cepat2 menghabiskannya karena pedasnya yang makin membakar lidah, keringat kami pun makin deras, mata seperti berair, kepala dan kuping berasa keluar asap. hahhaha... tapi sangat menyenangkan. Rasa pedasnya bercampur dengan empuknya daging kambing bercampur dengan kuah tongseng dan satenya, membuat hidangan ini benar2 istimewa buat kami. Lalu di siram dengan minum teh manis panas semakin hangat di perut dan makin pedas rasanya. Belakang kursi kami sambil bercanda dengan Pak Nano dan makin di tambah cabenya. huuuaaa...Sate 1 porsi (5 tusuk) dan tongsengnya masing2 di hargai 20ribu, lebih mahal di bandingkan di Jakarta yang biasa kami beli, tapi ini sangat memuaskan.
Ini ibu2 yang tugasnya motongin cabe (apa gak panas yak tangannya)
Meja makannya
Pengunjungnya silih berganti berdatangan
Sate 5 tusuk yang super pedas, ini dagingnya empuk banget
Mari makaaannnn
Tongsengnya menggoda banget
Pak Nano yang selalu ceria menyapa pengunjung
Bumbu2 yang sedang di siapkan
Ini ruang kerja pak Nano
Ayah dan Pak Nano, sehat terus ya paakk..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar